(Tulisan 2)
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya
tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
#Ciri-ciri
Penalaran :
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut
logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis). Sifat analitik dari
proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir
berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara
analitik.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat
dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Deduktif yang
berujung pada rasionalisme
2. Induktif yang
berujung pada empirisme
Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir
secara shahih
Contoh :
Ketika seorang pengemis berkata :”kasihanilah saya orang
biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.
Ketika seorang peneliti mencari penyebab mengapa orang
mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya
ada orang yang mencampur air dengan brendi dan itu
menyebabkan dia mabuk
ada yang mencampur air dengan tuak kemudian dia mabuk
ada lagi yang mencampur air dengan whiski kemudian
akhirnya dia mabuk juga
#Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf
sebab akibat bisa juga akibat sebab.
#Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah
dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang
salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar
konklusi adalah premis.
#Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh
seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah
dilakukannya
Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah
(scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
#Penalaran dengan
Penulisan Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh
pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi
tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode
ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan
sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting
dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah
penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau
sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir
keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama
sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan
adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajian yang mempertautkan antara argumentasi teoritik
dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
3. Konsep Penalaran Ilmiah dalam Kaitannya dengan
Penulisan Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh
pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang santun dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi
tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan
keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran
menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran
dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen
pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah
metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif
dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan
adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta
empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5
aspek/matra. Kelima aspek tersebut
adalah:
a. Aspek keterkaitan
Hubungan antarbagian yang satu
dengan yang lain dalam
suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan
ilmiah harus berkaitan satu
sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar
belakang masalah – rumusan
masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan
masalah juga harus
berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan
dengan pembahasan, dan
harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
b. Aspek urutan
Pola urutan tentang sesuatu yang
harus didahulukan/ditampilkan
kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang
bersifat pengembangan). Suatu
karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir
tertentu.Pada bagian Pendahuluan,
dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan
teori merupakan paparan
kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru
setelah itu persoalan
dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan
disajikan kesimpulan atas
pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah
c. Aspek argumentasi
Bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta,
analisis terhadap fakta,
pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang
telah dibuktikan. Hampir
sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan
argumen-argumen mengapa masalah
tersebut perlu dibahas (pendahuluan),
pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam
analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan
mendalam.
d. Aspek teknik penyusunan
Bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah
digunakan secara konsisten.
Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan
tertentu, dan teknik ini bersifat
baku dan universal.
e. Aspek bahasa
Bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut?
baik dan benar? Baku?
Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar
dan ilmiah. Penggunaan
bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar
keilmiahan suatu karya sastra
lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Komponen kerangka ilmiah :
1. preliminaries / bagian pelengkap pembuka
- halaman judul
- halaman penyetujuan
- halaman pengesahan
- halaman persembahan
- abstraksi
- kata pengantar
- daftar isi
- aneka daftar : daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, dan daftar bagan
2. Main body / bagian
isi
- Bab I : Pendahuluan
- Bab II : Landasan Teori
- Bab III : metodelogi penelitian
- Bab IV : pembahasan
- Bab V : penutup
3. References matters/
bagian pelengkap penutup
- Daftar pustaka
- Lampiran
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar